Renaissance
Renaissance berasal dari bahasa
latin renaitre yang terdiri atas dua
kata yakni, re berarti kembali dan naitre berarti lahir. Dengan
demikian, renaissance dapat diterjemahkan sebagai terlahir Kembali.
Sejarah Eropa dibangun sejak
zaman Yunani Kuno (abad 20 SM) dan selanjutnya peradaban Romawi. Bangsa Romawi menempati wilayah yang
sekarang kita kenal sebaga iItalia. Pada puncak kejayaannya, bangsa Romawi memiliki
wilayahkekuasaan seluas ¾ dari wilayah Benua Eropa sekarang. Karena begitu luas
wilayahnya, ada dua bahasa yang digunakan sebagai bahasa resmi kekaisaran ini.
Bahasa latin menjadi bahasa utama di Romawi Barat, sedangkan di Romawi Timur
bahasa utama yang digunakan adalah bahasa Yunani. Melalui perantara kedua
bahasa ini, budaya Romawi yang mengutamakan rasionalitas menyebar keseluruh
wilayah Eropa.
Setelah keruntuhan Kekaisaran Romawi di abad IV Masehi, perkembangan peradaban di Eropa seperti meredup. Selama kurun waktu 1000 tahun setelah keruntuhan Kekaisaran Romawi, Eropa berada dalam peradaban abad pertengahan. Masyarakat Eropa abad pertengahan adalahmanusia yang kehidupannya didominasi oleh gereja. Banyak hal positif yang berkembang di periode tersebut, namun dampak-dampak negatif juga ada. Hidup manusia abad pertengahan selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (eskatologi). Manusia hanya menjalani kehidupan yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Oleh karena itu, tujuan utama hidup manusia adalah mencari keselamatan. Keselamatan bisa didapat jika manusia patuh pada agama. Lembaga yang mengatur agama adalah gereja. Dengan demikian, manusia harus patuh kepada ketetapan yang dikeluarkan oleh gereja. Dunia pemikiran pada abad pertengahan banyak ditujukan untuk kegiatan teologi. Pemikiran filsafat yang berkembang melahirkan filsafat skolastik, yaitu suatu pemikiran filsafat yang berlandaskan pada agama dan digunakan sebagai alat pembenaran agama. Berbagai pemikiran yang bertentangan dengan apa yang ditetapkan oleh gereja dilarang. Pemikiran yang dapat berkembang adalah pemikiran yang tidak bertentangan dengan apa yang diajarkan dalam teologia. Gereja dengan para pendetanya mendominasi kegiatan pengembangan dunia pemikiran. Akibatnya inovasi dalam dunia pemikiran menjadi sangat terbatas, sehingga abad pertengahan disebut juga sebagai abad kegelapan atau dark ages. Hingga abad XIV Masehi kehidupan masyarakat Eropa ditandai dengan berbagai bencana seperti kekacauan politik, krisis ekonomi, dan wabah penyakit pes (black death). Pada abad XV Masehi kehidupan masyarakat Eropa mulai membaik dengan seiring berkembangnya renaissance.
Masa
renaissance ditandai dengan kelahiran kembali kebudayaan Yunani dan Romawi
dicirikan oleh penghargaan terhadap etika, estetika, dan rasionalitas.
Kesadaran tentang renaissance muncul pertama kali di Italia dan kemudian
menyebar ke seluruh Eropa. Pada awal abad XV Masehi Leon Batista Alberti,
seorang arsitek dari Kota Fiorentina, dengan tepat menggambarkan perkembangan
dunia pemikiran yang baru tersebut ketika ia mengatakan “orang dapat melakukan
semua hal jika mereka menginginkannya”. Menurut paham renaissance, manusia
dapat hidup secara maksimal jika hak-hak individunya dihargai. Dengan demikian,
ia harus melepaskan diri dari dominasi agama dan gereja. Ia dapat melakukan
kegiatan keagamaan sebagai seorang individu, tetapi kebebasannya sebagai
seorang manusia sebaiknya didasarkan kepada kehidupannya sebagai manusia di
dunia.
Gagasan
tentang individualisme dan sekulerisme tumbuh di Italia pada masa renaissance
sangat terlihat pada dunia intelektual, seni, dan sastra. Gerakan sastra
terpenting yang dihubungkan dengan renaissance adalah humanisme. Humanisme renaissance
ialah gerakan intelektual yang didasarkan pada pengkajian karya-karya sastra
klasik Yunani dan Romawi. Para humanis mempelajari liberal arts yang terdiri
dari : tata bahasa, retorika, puisi, filsafat moral, atau etika dan sejarah.
Semua yang dipelajari itu didasarkan pada karya-karya tulis yang ditinggalkan
oleh para ilmuwan dari masa Romawi dan Yunani kuno. Kajian oleh para humanis di
masa renaissance disebut dengan bidang ilmu humaniora. Istilah tersebut sampai
sekarang masih digunakan untuk menamai fakultas yang mempelajari manusia
sebagai mahluk individu dan sosial. Eropa dengan renaissancenya pada masa itu
memberi ruang yang ideal bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berikut ini adalah tokoh-tokoh ilmuwan yang lahir di era ini antara lain :
1.
Petrarch (1304-1374) dianggap sebagai bapak
humanisme renaissance Italia Sumber : https://www.britannica.com/biography/Petrarch
2.
Nicholas Copernicus (1473-1543) seorang ahli
Matematika dan astronomi dari Polandia yang terkenal dengan teori Heliosentris
yaitu matahari sebagai pusat tata surya. Sumber : https://www.khanacademy.org
3.
Johannes Kepler (1571-1630) astronom asal Jerman
yang berpendapat bahwa orbit dari planet-planet yang mengitari matahari tidak
berbentuk lingkaran, namun elips. Sumber : https://luk.staff.ugm.ac.id/kmi/iptek/100/Kepler.html
4.
Galileo Galilei (1564-1642) ilmuwan asal Italia
yang menemukan teleskop yang dapat melihat gunung-gunung di Bulan, dan
menemukan bahwa Yupiter memiliki 4 satelit. Sumber : https://www.themaestroart.com/portraits/galileo-galilei/
Selain
melahirkan ilmuwan-ilmuwan, era renaissance juga melahirkan seniman-seniman
terkenal dijaman itu, diantaranya adalah Leonardo Da Vinci (1452-1519), Raphael
(1483-1520), dan Michaelangelo (1475-1564). Pada awalnya, gerakan renaissance
cenderung terjadi di bidang budaya, seperti lahirnya karya sastra, seni, dan
arsitektur yang menawan di berbagai kota di Eropa. Oleh karena itu, renaissance
juga dapat disebut sebagai sebuah gerakan budaya yang sangat mempengaruhi kehidupan
intelektual Eropa pada periode modern awal. Akan tetapi, dalam perkembangannya
gerakan renaissance memberi landasan kuat bagi lahirnya perubahan- perubahan
radikal dan revolusioner dalam bidang politik, ekonomi dan ilmu pengetahuan.
Gerakan renaissance perlahan[1]lahan menyingkirkan
peran agama dalam kehidupan publik. Sebagai ganti agama, masyarakat masa
renaissance memperkuat fungsi dan peran negara. Negara diyakini sebagai sarana
yang tepat untuk mewujudkan kesejahteraan. Renaissance telah melahirkan
masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat mandiri sehingga membawa
kepada aktivitis penjelajahan dan kemajuan di Eropa. Pengaruh Renaissance
terhadap dunia adalah:
a. Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan
kemandirian setiap individu manusia. Manusia berupaya menjadi manusia merdeka
dan memaksimalkan potensi dirinya.
b.
Berkembangnya ilmu pengetahuan, seni, budaya,
dan kebebasan berpikir.
c. Menguatnya kaum pedagang/ pengusaha sehingga
membuat mereka tumbuh menjadi kelas penguasa baru.
d.
Memicu berbagai inovasi dan penemuan baru dalam
ilmu pengetahuan.
Merkantilisme
Pernah tidak
anda bertanya, kenapa kerajaan seperti Inggris, Perancis, dan Spanyol dulu
pergi menjelajah dan mendirikan koloni baru? Jika anda menjawab dengan jawaban
“petualangan dan tantangan”, maka anda benar. Tapi petualangan yang mereka
lakukan itu bukan sekedar petualangan untuk mendapat foto-foto indah, melainkan
ada misi lain di balik petualangan mereka. Misi apa kah itu? Yuk simak
penjelasannya!. Kerajaan-kerajaan di Eropa memiliki sistem ekonomi yang
mengharuskan mereka untuk menjelajah. Nah sistem ekonomi ini namanya
merkantilisme. Apa itu merkantilisme? Merkantilisme merupakan teori ekonomi
yang menyatakan bahwa kesejahteraan sebuah negara hanya ditentukan oleh
banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan. Oleh
karena itu, besarnya volume perdagangan global sangat penting. Sementara dalam
kamus besar Indonesia merkantilisme dijelaskan sebagai sistem ekonomi untuk
menyatukan dan meningkatkan kekayaan keuangan suatu bangsa dengan pengaturan
seluruh ekonomi nasional oleh pemerintah. Dengan demikian, merkantilisme mengajarkan
agar pemerintahan suatu negara harus mencapai kesejahteraan dengan melakukan
perlindungan terhadap perekonomiannya. Sistem ini berjalan dengan skema dimana
kerajaan disebut dengan “Mother Country”. Mother country ini akan mengontrol
semua perdagangan di koloninya. Koloni dilarang untuk berdagang dengan koloni
lain atau kerajaan lain, selain itu kerajaan akan berusaha menekan import dan
mendukung eksport.
Merkantilisme
lahir di Inggris dan Perancis. Lahirnya mekantilisme dipengaruhi semangat
renaissance yang ditandai oleh kepercayaan akan kemampuan manusia, hasrat
intelektual, serta penghargaan atas disiplin intelektual. Berkembang pemikiran
bahwa perekonomian suatu negara akan berkembang jika negara tersebut mengekspor
sebanyak mungkin dan mengimpor sedikit mungkin. Ukuran kemakmuran suatu negara
dapat dilihat dari seberapa banyak negara tersebut berhasil mengumpulakn
sumber-sumber daya yang terbatas, seperti emas dan perak. Seperti dijelaskan di
atas, sistem ekonomi ini digunakan untuk memperkuat sebuah negara atau dalam
kasus nyatanya sebuah kerajaan. Jika sebuah kerajaan mempunyai kekayaan
berlimpah, kerajaan tersebut bisa melakukan apa saja, misalnya berperang dan
mempertahankan daerah, riset untuk iptek, memajukan kebudayaannya, atau membuat
koloni baru di tempat lain. Dalam perkembangnya, tidak hanya Inggris dan
Perancis yang menjalankan merkan[1]tilisme, tetapi
hampir sebagian negara Eropa juga menjalankan politik merkantilisme. Kebijakan
ini diterapkan dengan cara melaksanakan kegiatan perdagangan yang diatur
sepenuhnya oleh negara untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif. Adapun
ciri- ciri perekonomian dari negara-negara yang menjalankan merkantilisme
sebagai berikut:
a.
Berusaha memiliki logam mulia
b.
Menggalakan perdagangan luar negeri untuk
melengkapi perdagangan dalam negeri
c. Menggalakan kegiatan industri yang mengubah
bahan baku menjadi bahan jadi untuk kemudian diekspor
d.
Menggalakan pertambahan penduduk
e.
Negara mengawasi perkembangan perekonomian dan
ikut campur tangan apabila dianggap perlu.
Sistem ekonomi
ini pula yang menyebabkan banyaknya terjadi revolusi melawan kerajaan. Hal
tersebut dikarenakan adanya monopoli dagang dan penarikan pajak yang
memberatkan hingga menyengsarakan rakyat, lihat saja revolusi Amerika atau
revolusi Perancis. Selain itu, karena sistem ini menitikberatkan kepada wilayah
lain yang mempunyai sumber daya berlebih dan berharga, akhirnya
kerajaan-kerajaan tersebut berlomba mendapatkan wilayah baru dan memicu perang
antar kerajaan. Dampak merkantilisme bagi dunia antara lain :
a.
Kolonialisme dan Imperialisme oleh bangsa Barat
b.
Meningkatnya perdagangan Internasional
c.
Revolusi Industri di Inggris
Selain
berkembang di Eropa, ternyata keberadaan merkantilisme juga dapat dirasakan di
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa sejarah sebagai
berikut:
a.
Kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Nusantara
b.
Berdirinya VOC
c.
Pemberlakuan sistem sewa tanah oleh Raffles.
d. Penerapan kerja rodi oleh Belanda.
Reformasi Gereja
Pengaruh masa
renaissance tidak hanya pada bidang kesenian, kebudayaan, politik, maupun ilmu
pengetahuan, tetapi juga menyebabkan sikap kritis terhadap kehidupan gereja
atau agama. Faktor munculnya reformasi gereja salah satunya adalah keinginan
untuk membebaskan diri dari kepemimpinan paus terhadap kehidupan beragama di
negara Eropa. Hal ini tampak pada pertikaian antara Raja Frederik II dari
Prusia dengan Paus Innocencius pada abad XIII Masehi dan Raja Philip Ivdari
Prancis dengan Paus Bonifacius pada abad XIV Masehi. Reformasi diartikan sebagai
gerakan yang bertujuan untuk kembali ke bentuk ajaran agama seperti yang
dicontohkan oleh Nabi Isa.
Pelopor
reformasi gereja adalah Martin Luther (1483-1546) seorang pastor dan guru besar
Universitas Wittenberg di Jerman. Sebelumnya beliau adalah biarawan yang taat
lho Squad. Meski begitu, dirinya melihat ada beberapa hal yang tidak sesuai
dengan ajaran agama dalam Gereja Katolik. Salah satunya adalah praktik
jual-beli indulgensi (pengakuan dosa). Seharusnya, pengakuan dosa bukanlah hal
yang diperjualbelikan.
Martin Luther sebenarnya tidak ingin
mendirikan gereja sendiri. Dirinya hanya ingin melakukan reformasi dalam
gereja. Meski begitu, akibat pikirannya yang berbeda dari para pemimpin gereja
saat itu, dirinya dianggap membawa ajaran sesat. Anggapan inilah yang mendorong
Martin Luther dan pengikutnya untuk mendirikan gereja sendiri. Ajaran baru
itulah yang akhirnya disebut dengan Protestanisme. Gerakan Martin Luther ini
ternyata membawa dampak pada melemahnya kekuasaan Paus (pemimpin tertinggi
Gereja Katolik). Paus, saat itu tidak hanya memimpin gereja, namun juga
berhasil membawahi banyak kerajaan di Eropa. Menurut Luther, gereja seharusnya
mengakui kekuasaan para pemimpin negara. Gagasan ini tentunya mendapat dukungan
dari para penguasa negara. Mereka menghendaki adanya pemisahan kekuasaan antara
negara dan agama. Hal ini akhirnya mendorong peran negara menjadi semakin kuat
karena melahirkan feodalisme, nasionalisme dan separatisme. Alhasil, kekuasaan
Gereja Katolik Roma mulai runtuh perlahan.
Kegigihan
Martin Luther untuk melakukan reformasi ternyata belum selesai. Selain menolak
kehadiran Paus dalam kekuasaan negara, dirinya juga berani menentang anggapan
bahwa Alkitab hanya boleh dibaca dan ditafsirkan oleh para rohaniwan. Martin
Luther yang menjunjung tinggi kebebasan individu dan kesetaraan menolak gagasan
itu. Menurutnya, semua orang yang mengimani Katolik sebagai agamanya, berhak
untuk membaca Alkitab. Akibatnya, ia menerjemahkan sendiri Alkitab ke dalam
Bahasa Jerman Reformasi gereja memberikan dampak besar bagi kehidupan
masyarakat Eropa. Hal ini terlihat dari munculnya peristiwa-peristiwa besar
sebagai berikut:
a.
Lahirnya Protestanisme
Resistensi atau perlawanan yang kuat terhadap Gereja
Katolik Roma kemudian mendorong para pengikut Luther mendirikan gereja sendiri
yang terlepas dari Gereja Katolik Roma, itulah Protestanisme.
b.
Menguatnya fungsi negara
c. Lahirnya Gereja Anglikan (Anglikanisme)
Reformasi di Inggris tidak terlepas dari keberhasilan reformasi yang terjadi di
Jerman. Keberhasilan reformasi di Jerman ditandai dengan keberanian melawan
otoritas terciptanya negara sekuler yang lepas dari intervensi kepausan. Hal
ini ikut memengaruhi Inggris.
d.
Reformasi dan demokrasi Reformasi protestan
adalah kebebasan individu dan kesetaraan, kebebasan individu dapat dilihat dari
penolakan Luther atas otoritas paus termasuk atas kekuasaan sekuler.
e.
Reformasi, Perang Tiga Puluh Tahun, dan
kebebasan beragama Reformasi juga membawa akibat yang tidak diharapkan. Kaum
Katolik dan Protestan berperang satu sama lain, yang kemudian disebut Perang
Tiga Puluh Tahun (1618-1648). Perang ini terjadi di Jerman dan Inggris.
Meskipun demikian, perang ini terjadi tidak hanya karena masalah keagamaan,
tetapi juga karena persaingan antara Dinasti Habsburg dan Dinasti Valois di
Prancis yang mengakibatkan terjadinya Perang Habsburg-Valois. Perang Tiga Puluh
Tahun di akhiri perjanjian perdamaian Westphalia pada tahun 1648 yang salah
satu perjanjiannya adalah adanya pengakuan atas kebebasan beragama di tiap-tiap
negara.
Sumber: Modul Sejarah Kelas XI KD 3.3 dan 4.3 2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN